Faktor individu perlu dipahami oleh manajer sehubungan dengan manajemen perusahaan, khususnya dalam fungsi pengarahan karena dengan memahami perilaku, kepribadian dan tingkah laku seseorang, manajer dapat dengan mudah menghadapinya, atau seorang manajer dapat menemukan cara terbaik untuk menghadapi seseorang agar memahami dan mengikuti arahannya.
Pembahasan
Ada beberapa faktor individu yang harus diperhatikan dalam sebuah organissi yaitu
Kontrak Psikologis (psychological contract): adalah kesepakatan yg tdk tertulis yg muncul ketika seseorang bergabung dlm sebuah organisasi atau ketika tenaga kerja bergabung dlm sebuah perusahaan.
Kesesuaian Tenaga Kerja yang Dibutuhkan Perusahaan (the person-job fit): walaupun seleksi utk mendapatkan tenaga kerja yg sesuai dilakukan dg ketat, tetapi kadang2 tdk menghasilkan sesuai harapan.
Keragaman Individu dalam Organisasi (the individual differences in organization): perusahaan perlu memahami keragaman individu secara terbuka, karena manusia ditakdirkan tidak sama, baik dari sisi latar belakang biologisnya, pendidikan, dan lain sebagainya.
Ada 5 model dimensi kepribadian menurut Griffin yaitu :
Tingkat persetujuan (agreeableness)
Tingkat kesadaran dan keseriusan (conscientiousness)
Tingkat emosi neurotisme
Tingkat keleluasan dalam berinteraksi (extraversion)
Tingkat keterbukaan (openness).
Sikap dan perilaku individu dalam sebuah organisasi memiliki 3 komponen utama yaitu :
Komponen Afektif: menyangkut perasaan yg dirasakan oleh seseorang mengenai gagasan, situasi atau lingkungan yang dihadapinya.
Komponen Kognitif: menyangkut pengetahuan seseorang mengenai sesuatu yang terkait dengan gagasan, situasi maupun lingkungan yang dihadapinya.
Komponen Intensi: menyangkut harapan dari seseorang sebagai akibat dari gagasan, situasi maupun lingkungan yang dihadapinya.
Persepsi Selektif: proses penyeleksian informasi mengenai sesuatu yang kontradiksi dan tidak sesuai dengan persepsi awal yang kita yakini.
tereotip: proses pelabelan terhadap seseorang berdasarkan suatu kejadian tertentu yang dialami atau dilakukan oleh seseorang tersebut.
Keragaman karakteristik individu dapat mempengaruhi sikap persepsi dan peran individu dalam organisasi adalah dengan adanya perbedaan karakter maka masing-masing individu akan berusaha menyatukan misi mereka untuk mencapai tujuan, karena dalam organisasi perbedaan karakter merupakan hal yang biasa akan tetapi tujuan tetap sama. Masing-masing karakter akan mempengaruhi interaksi antar individu dengan lingkungannya.
Pembahasan
Karakter adalah perilaku individu yang merupakan cara mereka bertindak dalam menghadari situasi, serta tindakan mereka dalam menggunakan keterampilan otaknya untuk memahami suatu keadaan atau kondisi.
Dalam sebuah organisasi akan terdiri dari ebberapa orang, orang-orang yang terdapat dalam organisasi ini memiliki karakter yang berbeda-beda, dengan keragaman karakter tersebut mereka berusaha menyatu untuk mencapai tujuan.
Karakter seseorang akan mempengaruhi cara mereka memperlakukan orang lain, misalnya seorang atasan yang baik, akan bersikap baik terhadap bawahannya. dengan begitu, maka hubungan antara atasan dan bawahan akan terjalin harmonis.
Ada beberapa karakteristik individu dalam sebuah organisasi yaitu :
karakter biografis yang berkaitan dengan umur, jenis kelamin, status perkawinan dan masa kerja.
Kemampuan yaitu karakter seseorang dalam mengerjakan berbagai tugas.
Kepribadian yaitu karakter yang terbentuk dari lingkungan keluarga.
Proses belajar adalah cara seseorang menjelaskan serta memahami sesuatu yang baru.
Salah satu faktor penghambat suksesnya kinerja organisasi adalah kurangnya berkomunikasi dengan baik antar anggotanya. Fungsi komunikasi dalam organisasi ada 4, yaitu:
Sebagai pengendalian
Motivasi
Pengungkapan emosi
Informasi.
STRESS
Stres adalah reaksi tubuh yang muncul saat seseorang menghadapi ancaman, tekanan, atau suatu perubahan. Stres juga dapat terjadi karena situasi atau pikiran yang membuat seseorang merasa putus asa, gugup, marah, atau bersemangat. Situasi tersebut akan memicu respon tubuh, baik secara fisik ataupun mental.
Strategi Mengatasi Stress
Goliszek (2005) menyatakan terdapat usaha dalam memecahkan kebiasaan stress yang menjadikan kualitas hidup menjadi lebih baik yaitu:
Belajar tentang apa itu gila
Mengenali gejalan stress yang ada dalam diri
Merubah pola tingkah laku
Memanfaatkan serangkaian cara dan relaksasi dari manajemen stress yang cepat dan sederhana.
Selain itu terdapat teknik manajemen stress seperti:
Signal Breath
Mendengarkan musik sebagai relaksasi
Visualisasi diri
Streching
Munandar, Robbins (2002) menyatakan bahwa terdapat dua cara dalam pengelolaan stress, yakni:
Pendekatan Individual
Seorang pegawai bisa menanggung tanggung jawab pribadi dalam mengurangi tingkat stressnya. Strategi individu yang sudah terbukti efektif meliputi menjalankan teknik-teknik manajemen waktu, melakukan latihan fisik, melatih relaksasi dan memperluas jaringan dukungan sosial.
Pendekatan Organisasional
Sebagian faktor yang membuat stress terutama tuntutan tugas dan peran dan juga struktru organisasi sudah dikendalikan oleh manajemen. Dengan begitu, faktor-faktor ini bisa dimodifikasi atau dirubah. Strategi yang sangat mungking dikehendaki oleh manajemen untuk menjadi pertimbangan antara lain memperbaiki seleksi personil dan dalam menempatkan kerja, pemakaian penetapakn tujuan yang realitstis, merencanakan ulang pekerjaan, meningkatkan terlibatnya karyawan, memperbaiki komunikasi organisasi dan menegakkan program kesejahteraan organisasi.