Sunday, December 15, 2019

Belajar Kebudayaan Asing

PROSES BELAJAR KEBUDAYAAN

1.Internalisasi
a)Proses panjang sejak seorang individu dilahirkan sampai ia hampir meninggal.
b)Di mana dia belajar menanamkan dalam kepribadiannya segala perasaan, hasrat nafsu serta emosi yang diperlukan sepanjang hidupnya.
c)Dari hari ke hari dalam kehidupannya, bertambahlah pengalaman seorang manusia mengenai bermacam-macam perasaan baru.
2.Sosialisasi
a)Proses seorang individu dari masa anak-anak hingga masa tuanya belajar pola-pola tindakan dalam interaksi dengan segala macam individu di sekelilingnya yang menduduki beraneka macam peranan sosial yang mungkin ada dalam kehidupan sehari-hari.
b)Proses sosialisasi yang terjadi tentu saja berbeda-beda satu sama lainnya.Golongan sosial yang satu dengan lain atau dalam lingkungan sosial dari berbagai suku bangsa di Indonesia atau dalam lingkungan sosial bangsa-bangsa lain di dunia.
3.Enkulturasi
a)Seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam pikiran serta sikapnya dengan adat istiadat, sistem norma dan peraturan yang hidup dalam kehidupannya.
b)Sejak kecil proses ini sudah mulai tertanam dalam alam pikiran warga suatu  masyarakat.Mula-mula dari orang-orang di dalam lingkungan keluarganya,kemudian teman-teman bermainnya.Seorang individu akan belajar meniru berbagai macam tindakan. Dengan berkali-kali meniru maka tindakannya menjadi pola yang mantap dan norma yang mengatur tindakannya “dibudayakan”.
4.Difusi
1.Difusi kebudayaan adalah proses penyebaran unsur kebudayaan dari satu individu ke individu lain, dan dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
2.Penyebaran dari individu ke individu lain dalam batas satu masyarakat disebut difusi intramasyarakat.
3.Sedangkan penyebaran dari masyarakat ke masyarakat disebut difusi intermasyarakat.
4. Difusi mengandung tiga proses yang dibeda-bedakan:
a)Proses penyajian unsur baru kepada suatu masyarakat.
b)Penerimaan unsur baru.
c)Proses integrasi.
5.Akulturasi
1.Redfield, Linton, Herskovits: Mengemukakan bahwa akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok– kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu dan mengadakan kontak secara langsung dan terus-menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau pada kedua-duanya.
2.Gillin dan Gillin dalam bukunya Cultural Sociologi, Mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses dimana masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya mengalami perubahan oleh kontak yang lama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada percampuran yang komplit dan bulat dari dua kebudayaan itu.
3.Dr. Koentjaraningrat, mengemukakan bahwa akulturasi adalah proses yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing yang berbeda sedemikian rupa , sehingga unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaa sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan sendiri.
4. Bentuk-bentuk kontak kebudayaan yang dapat meningbulkan proses akulturasi:
a)Kontak dapat terjadi antara seluruh masyarakat, atau antar bagian-bagian saja dalam masyarakat, atau dapat pula terjadi antar individu-individu dari dua kelompok.
b)Antar golongan yang bersahabat dan golongan yang bermusuhan.
c)Antar masyarakat yang menguasai dan masyarakat yang dikuasai.
d)Antar masyarakat yang sama besarnya atau antar masyarakat yang berbeda besarnya.
e)Antara aspek-aspek yang material dan yang non material dari kebudayaan yang sederhana dengan kebudayaan yang komplek, dan antar kebudayaan yang komplek dengan yang komplek pula.
6.Asimilasi
Asimilasi adalah satu proses sosial yang telah lanjut dan yang ditandai oleh makin kurangnya perbedaan atara individu-individu dan antar kelompok-kelompok, dan makin eratnya persatuan aksi, sikap dan proses mental yang berhubungan dengan dengan kepentingan dan tujuan yang sama.
Faktor-faktor yang memudahkan asimilasi:
a)Faktor toleransi.
b)Faktor adanya kemungkinan yang sama dalam bidang ekonomi.
c)Faktor adanya simpati terhadap kebudayaan yang lain.
d)Faktor perkawinan campuran .

Adat Istiadat, Norma dan Hukum

Pengertian


Adat istiadat merupakan norma yang tak tertulis namun sangat kuat mengikatnya sehingga anggota anggota masyarakat yang melanggar adat istiadat akan menderita yang kadang kadang secara tidak langsung dikenakan. Adat istiadat besifat turun temurun dari generasi ke generasi sebagai bentuk warisan. Adat istiadat memiliki kekuatan yang sangat penting dalam membentuk karakter individu dalam menjalai kehidupan ditengah tengah masyarakat. Pada masyarakat, apabila ada melanggar akan dikenakan sanksi yang keras kepada siapa saja.

Norma adalah pedoman atau petunjuk hidup bagi masyarakat yang berisi perintah dan larangan yang menentukan sesuatu perbuatan dikatakan baik atau buruk. Dengan adanya norma norma ini diharapkan dapat tercipta manusia dan masyarakat Indonesia yang tertib,disiplin, dan beradab.

Hukum adalah seperangkat aturan yang dibuat untuk mengatur masyarakat. kata peraturan ini sering dikaitkan dengan kehidupan berbangasa dan bernegara yang biasa dikenal dengan peraturan perundang undangan. Undang undang disusun dan disahkan oleh lembaga yang berwenang disebut sebagai hukum. Hukum inilah yang harus dipatuhi oleh seluruh lapisan masyarakat.

ORIENTASI NILAI BUDAYA

Kluckhohn   dalam   Pelly   (1994)   mengemukakan   bahwa   nilai   budaya merupakan  sebuah  konsep  beruanglingkup  luas  yang  hidup  dalam  alam  fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Ada lima masalah pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan manusia sesamanya.


KARAKTERISTIK KEBUDAYAAN


1. Culture is an adaptive mechanism (Adaptif)
Artinya, suatu kebudayaan adalah mekanisme dalam mempertahankan pola kehidupan manusia.

2. Culture is learned (Dipelajari)
Artinya, bahwa kebudayaan didapat dari proses pembelajaran untuk berbudaya, karena secara naluriah saja manusia akan hidup tanpa sebuah kebudayaan.

3. Cultures change (Berubah)
Artinya, bahwa kebudayaan berkembang sesuai dengan berjalanya waktu dan dinamis setiap saat, tergantung waktu dan tempat berlangsungnya kebudayaan.

4. People usually are not aware of their culture (Tidak disadari oleh masyarakatnya)
Artinya, bahwa kebudayaan berkembang dan dinamis setiap saat, tergantung waktu dan tempat berlangsungnya kebudayaan.

5. We do not know all of our own country (Tidak diketahui secara keseluruhan)
Artinya, bahwa semua masyarakat tidak ada yang mengetahui secara keseluruhan suatu kebudayaan yang ada dalam lingkup daerahnya, hanya saja yang diketahui berupa fakta-fakta sosial.

6. Culture gives us a range of permissible behavior patterns (memberikan dan membatasi pola tingkah laku)
Artinya, bahwa kebudayaan memberikan jarak dalam interaksi dan membatasi pola tingkah laku masyarakatnya.Kebudayaan umumnya memberikan jarak dalam cara bagaimana laki-laki sebagai laki-laki, wanita sebagai wanita.

7. Cultures no longer exist in isolation (Tidak bertahan lama disuatu daerah terpencil)
Artinya kebudayaan tidak akan bertahan lama dalam suatu wilayah atau daerah terpencil.

8. Culture is shared (Dibagikan)
Artinya, bahwa suatu kebudayaan merupakan kumpulan prinsip dan keyakinan baik, sehingga manusia tersebut akan berusaha melestarikan dengan cara menyebarkan ke manusia lain.

Monday, December 9, 2019

ETIKA LINGKUNGAN

PENGERTIAN ETIKA LINGKUNGAN

ETIKA

Dalam bahasa Yunani Kuno : Ethikos, berarti timbul dari kebiasaan adalah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai yang menjadi studi mengenai standar dan penelitian moral.

Menurut Aristoteles :
1. Terminius Techinius ialah sebuah etika yang dipelajari sebagai suatu ilmu pengetahuan yang mempelajari suatu problema tindakan manusia
2. Manner and Cutom adalah sebuah pembahasan etika yang berhubungan dengan tata cara dan adat kebiasaan yang melekat dalam diri manusia

ETIKA LINGKUNGAN

Etika Lingkungan adalah perbuatan apa yang dinilai baik untuk lingkungan dan apa yang tidak baik bagi lingkungan. Bersumber pada pandangan seseorang tentang lingkungan.

TEORI ETIKA LINGKUNGAN

1. Antroposentrisme / Shallow Enviromental Ethics
Teori yang memandang manusia sebagai pusat dari alam semesta
2.Biosentrisme / Intermediate Environmental Ethics
Teori yang memandang lingkungan hidup sebagai pusat kehidupan
3. Ekosentrisme / Deep Environmental Ethics
Cara pandang bahwa pemakaian etika diperluas untuk mencakup komunitas ekosistem secara keseluruhan
- Deep Ecology adalah suatu ide, perasaan, spiritualitas dan tindakan pendekatan yang holistik dalam menghadapi permasalahan global, mempersatukan pikiran,perasaan dan tindakan.
- DE merupakan cara pandang radikal yang dilandaskan keyakinan tentang "kosmik yang satu" dan "kedewasaan" manusia
-DE diintroduksikan oleh Ame Naess tahun 1970-an (Norwegian) = pendekatan spiritual dan mendalam terhadap alam. (Mrs.Rachel Carson dalam buku Silent Spring)

Perbedaan Filantropi dan Altruistik
- Filantropi : tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia sera nilai kemanusiaan, sehingga menyumbangkan waktu, uang dan tenaganya untuk menolong orang lain.
- Altruistik : tindakan sukarela untuk membantu orang lain tanpa pamrih.

DASAR PENDEKATAN ETIKA LINGKUNGAN

1. Dasar Pendekatan Ekologis
Mengenalkan suatu pemahaman adanya keterkaitan yang luas atas kehidupan
2. Dasar Pendekatan Humanisme
Menekankan pentingnya tanggung jawab kita untuk hak dan kesejahteraan manusia lain atas sumber daya
3. Dasar Pendekatan Teologis
Dasar dari kedua pendeketan sebelumnya, bersumber dari agama dengan nilai-nilai luhur dan mulia ajarannya.

PRINSIP ETIKA LINGKUNGAN

Menurut Keraf (2005) :
1. Sikap Hormat Terhadap Alam (Respect For Nature)
2. Prinsip Tanggung Jawab (Moral Responsibillity For Nature)
3. Solidaritas Kosmis (Cosmic Solidarity)
4. Kepedulian Terhadap Alam (Caring for Nature)
5. Tidak Merugikan (No Harm)
6. Hidup Sederhana dan Selaras Dengan Alam
7. Keadilan
8. Demokrasi
9. Integritas Moral

KESADARAN LINGKUNGAN

Kesadaran Lingkungan adalah keadaan tergugahnya jiwa setiap individu yang dapat terlihat dari sikap atau perilakunya dalam menjaga kelestarian lingkungannya.

Sunday, December 1, 2019

PERADABAN ROMAWI KUNO (MASA LAHIR, BERKEMBANG SAMPAI HANCUR OLEH ISLAM)

Romawi Kuno merupakan sebuah peradaban yang berkembang di Kota Roma di Sepanjang Semenanjung Italia sekitar abad ke-9 M. Sekitar abad ke-12 M Romawi mengalami beberapa perubahan sistem pemerintahan dari Monarki ke Republik Oligarki hingga sampai pada keKaisaran yang besar sebagai emporium yang luas mendominasi Eropa Barat dan wilayah disekitar Laut Tengah dengan peperangan dan asimilasi politik.

Namun Romawi Kuno kemudian mengalami masa kemerosotan. Sebelah barat kekaisaran, termasuk Hispania, Gaul, dan Italia, akhirnya pecah menjadi kerajaan merdeka pada abad ke-5; kekaisaran timur, diatur dari Konstantinopel, disebut sebagai Kekaisaran Romawi Timur setelah tahun 476, tanggal tradisional "kejatuhan Romawi" dan kelanjutannya Zaman Pertengahan. 

Asal Usul

Remus dan Romulus. Foto: Pinterest
Peradaban Romawi seringkali dikelompokan sebagai "klasik antik" bersama dengan Yunani kuno, sebuah peradaban yang menginspirasikan banyak budaya Romawi Kuno. Romawi Kuno menyumbangkan banyak kepada pengembangan hukum, perang, seni, literatur, arsitektur, dan bahasa dalam dunia Barat, dan sejarahnya terus memiliki pengaruh besar dalam dunia sekarang ini.

Berdasarkan legenda yang berkembang bahwa kata Romawi berasal dari nama kakek moyang bangsa Romawi, yaitu Remus dan Romulus. Kedua orang tersebut adalah anak dari Rhea Silva, salah satu keturunan Aeneas (Pahlawan Perang Troya), semasa kecil mereka disusui dan dibesarkan oleh seekor serigala. Mengenal kata Roma mengingatkan kepada ibukota negara Italia.

Peradaban Romawi Kuno berkembang di negeri Italia, tepatnya berada di sekitar Pegunungan Apenina. Lembah pegunungan Apenina merupakan lahan-lahan yang subur dan cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian, oleh karena itu masyarakat yang tinggal di sana memiliki mata pencahariaanya sebagai petani gandum, jagung dan sayur-sayuran.

Di Pegunungan Apenina ini ditemukan pula tambang-tambang mineral yakni emas, bijih besi, tembaga, batu pualam dan marmer. Malah, marmer yang dihasilkan merupakan jenis yang berkualitas tinggi dan sangat baik untuk bahan bangunan.

Kehidupan Penduduk Romawi Kuno

Penduduk asli romawi tinggal di Italia bagian Utara, tepatnya di sekitar Danau Maggiore. Mereka mendapatkan makanan dengan cara bertani, berburu dan menangkap ikan. Pada masa zaman besi (1000-600 SM), bangsa pendatang muncul di Italia diantaranya bangsa Umbria di bagian utara, Latin di lembah Sungai Tiger dan Samnite di Selatan. Sungai Timber berada di bagian tengah Itali, dan dari sinilah selanjutnya muncul kerajaan Romawi yang menyebar hampir ke seluruh daratan Eropa, Asia dan Afrika. Kebudayaan tersebut dikenal dengan kebudayaan Latin.

Pemerintahan Peradaban Romawi Kuno
a. Zaman Kerajaan
Peperangan dengan Kartago. Foto: Pinterest
Pada abad ke 8 – 7 SM, wilayah Italia Selatan dan Pantai Sicilia merupakan koloni dari Yunani. Koloni Yunani di Italia tidak ditanggapi oleh bangsa Romawi sehingga keduanya pun tidak pernah bersatu.

Pada waktu yang hampir bersamaan, datanglah bangsa Etrusci datang dari Asia Kecil menuju pantai barat Italia dengan kemampuan teknologi yang lebih maju dan tidak melakukan percampuran darah dengan bangsa asli maupun bangsa pendatang terdahulu, mereka menguasai beberapa kota di Romawi  yang sudah terbentuk sebelumnya.

Kekuasaan Estruci merebut Kota Roma dan menjadikannya sebagai ibukota. Kota Roma pun mengalami kemajuan dalam bidang perdagangan dengan bangsa-bangsa yang berada di sekitar Laut Tengah. Karena adanya saingan, pada tahun 535 SM Etrusci bersekutu dengan Kartago lalu berhasil mengusir Yunani dari tanah Italia.

Di saat krisis adanya ancaman keamanan, akhirnya Yunani dan bangsa Romawi dapat bersatu mengusir Kartago dan Etrusci (509 SM), dan dapat menguasai ibukota Roma. Interaksi antar bangsa-bangsa yang datang ke Italia membentuk suatu percampuran kebudayaan, orang-orang Romawi mengambil budaya Etrusci dan Yunani yang dikembangkan sendiri, seperti halnya huruf alfabet yang dikenal sekarang.

b. Zaman Republik

Bangsa Latin adalah bangsa terbesar menempati wilayah Romawi. Pola hidup semula bangsa Latin mengandalkan dari alam dengan cara bertani dan beternak, namun sejak kedatangan Yunani, Etrusci dan Kartago mengubah pola hidup semula dan mencoba mengadopsi semua ilmu dan teknologi yang diperolehnya. Terusirnya bangsa Etrusci, bangsa Roma membentuk sistem pemerintahan dalam bentuk Republik yang terdiri dari negara-negara kota seperti polis di Yunani.

Masyarakat Romawi  terbagi menjadi dua golongan.
  • Golongan patricia (golongan bangsawan), memegang kekuasaan di Roma sebagai warga penuh.
  • Golongan plebeca (rakyat rendah), golongan ini boleh mendirikan tribun plebis, salah satu konsulnya berasal dari plebeca. Untuk mengatur kehidupan bernegara disusun, undang-undang tertulis yang pertama, yakni Lejes Duodecim Tabularum yang berupa 12 lempengan tembaga.

Masing-masing kelompok memiliki ciri khas tersendiri, Patricia terdiri dari penguasa tanah yang besar sedangkan Plebeia terdiri dari golongan masyarakat kecil dan menengah (pedagang, seniman, petani). Walaupun jumlah Patricia sangat sedikit (8% dari jumlah bangsa Romawi) dominasi kaum Patricia dalam pemerintahan sangat berpengaruh sehingga republik ini disebut pula Republik kaum Patricia atau bisa dikenal dengan Republik Oligarki yang dikuasi oleh beberapa kelompok.

Lima tahun sejak kemenangan Romawi atas Etrusci, bentuk pemerintahan diubah dari negara kota menjadi imperium yang dipimpin oleh dua orang konsul. Kedua konsul diharuskan dari golongan Patricia dan memiliki kekuasaan yang sama dan dapat memveto satu sama lainnya. Sebagai penasihat konsul dibentuklah lembaga penasehat (Senat), lembaga perwakilan distrik (Comitia Curiata) dan lembaga perwakilan pemimpin militer (Comitia Centuriata).

Golongan Plebei mengajukan petisi persamaan haknya dengan Patricia dalam hal berpolitik, maka dibentuklah Tribunate of Pleibei yang memperbolehkan hak veto dari Comitia Curiata kepada Senat dan Comitia Centuriata. Orang Romawi percaya bahwa negara yang baik harus dikuasai dengan imperium, dengan kepercayaan ini Romawi mengembangkan wilayahnya ke luar wilayah Romawi. Setelah kemenangan Romawi atas Yunani timbullah kepercayaan diri dan membangun kekuatan militer untuk memukul mundur pasukan Phunisia (Phoenix), yaitu Kartago dari Afrika Utara.

Peperangan pun terjadi sebanyak tiga kali, yaitu tahun 264 SM saat Romawi merebut Pulau Sisilia, tahun 241 SM saat Romawi diserang oleh Hannibal (panglima perang Kartago) secara tiba-tiba di pegunungan Alpen dan Romawi berhasil menyerang kembali dan memukul mundur, dan tahun 146 SM saat menguasai Laut Tengah dan Asia Barat.

Peperangan yang sering terjadi, mengakibatkan tanah pertanian menjadi tidak terurus dengan baik, ditambah lagi prajurit Romawi direkrut dari golongan rakyat yang terdiri dari petani. Akibat adanya kecemburuan sosial di kalangan masyarakat bawah dengan timbulnya kekuasaan pemilikan tanah oleh golongan Patricia semakin bertambah maka terjadilah pemberontakan yang dipimpin oleh Spartacus yang berlangsung antara tahun 71-73 M

Kondisi dalam negeri Romawi menjadi berantakan akibat perang saudara, kemudian munculnya kaum proletar (prajurit yang menjadi gelandangan), dan ancaman perang dari bangsa lain berlangsung lama. Senat kemudian merasa kewalahan dan tidak mampu menangani masalah serius tersebut. Lalu pada tahun 64 SM muncul tiga tokoh militer yang memiliki reputasi yang besar. Mereka adalah Pompeius, Crassus dan Julius Caesar yang dikenal dengan nama Triumvirat (persekutuan tiga serangkai).

Ketiga orang ini, selalu berseteru dan masing-masing selalu ingin menonjolkan dirinya dengan mengajukan sebagai konsul di Romawi. Setelah meninggalnya Crassus dalam pertempuran di Mesopotamia, hubungan buruk antara Pompeius dan Julius Caesar tak terelakkan lagi. Pompeius mencoba merangkul Senat dan menyingkirkan saingannya, namun kelihaian Julius Caesar tak dapat dibendung bahkan berhasil menguasai Peninsula (semenanjung Italia) dan membunuh Pompeius di Yunani.

Julius Caesar pun menjadi pemimpin tunggal Romawi dan menjadikan dirinya sebagai diktator seumur hidup. Banyak terjadi perubahan semasa pemerintahan Julius Caesar, mengurangi tugas-tugas Senat, pembaharuan administrasi, memperbaiki perpajakan, pembuatan perumahan, memperbaiki sistem kalender matahari dan pengeringan rawa-rawa. Ternyata, perubahan dan kesuksesan Julius Caesar tidak mendapat sambutan hangat dari beberapa pihak termasuk dari anak angkatnya Brutus. Tragisnya, tahun 44 SM Yulis Caesar pun dibunuh oleh Brutus.

Kematian Julius Caesar menimbulkan kekacauan, Senat ingin kembali menguasai pemerintahan. Dalam kondisi negara seperti ini, para panglima Julius Caesar membentuk triumvirat yang baru terdiri dari Antonius, Lepidus dan Octavianus. Kekuatan ini dapat menguasai Romawi menjadi terkendali dan membunuh Brutus sang pemberontak. Atas jasa-jasanya ketiga panglima diberi wilayah kekuasaan, Antonius menguasai wilayah sebelah Timur (Asia Kecil dan Mesir), Lepidus menguasai wilayah Selatan (Afrika Utara) dan Octavianus menguasai wilayah Barat (Yunani dan Spanyol).

Sama seperti Triumvirat sebelumnya, terjadi perselisihan antara Octavianus dan Antonius karena curiga akan menjadi penguasa tunggal di Imperium Romawi. Apalagi, perselisihan terus memuncak saat Antonius menikah dengan Putri Cleopatra dari Mesir. Di lain cerita, Lepidus pun meninggal. Tahun 31 SM Octavianus berhasil menghancurkan kekuatan Antonius. Senat kemudian mengangkatnya menjadi kaisar dan memberi gelar Augustus (Yang Maha Mulia).

c. Zaman Kekaisaran

Dilantiknya Octavianus menjadi kaisar (penguasa tunggal) menjadikan bentuk pemerintahan Romawi menjadi kekaisaran dengan Octavianus sebagai kaisar yang pertama. Keadaan negara pada zaman ini dinamakan Pax Romana, artinya Roma yang damai. Octavianus memiliki kekuasaan tunggal atas Imperium Romawi yang memiliki kekuasaan absolut. Ia tidak hanya penguasa dalam bidang pemerintahan dan politik namun juga sebagai kepala agama. Pembaharuan pun dilakukan dengan baik, Kota Roma dilengkapi polisi dan pemadam kebakaran, meningkatkan subsidi gandum, membangun arena olahraga, dan membangun kuil.

Munculnya Kekristenan
Foto: Pinterest
Setelah Octavianus meninggal, kekuasaan diserahkan kepada Tiberius (14 - 37 M). Pada masa ini timbul penyebaran agama Kristen oleh Nabi Isa (Yesus Kristus). Agama Kristen mengajarkan monotheisme dan tidak mendewakan manusia. Karena demikian, kaum Kristen dianggap sebagai pemberontak yang akan menjadi raja maka Yesus Kristus pun dihukum mati dengan cara disalib dan penganutnya ditindas. Tahun 54 – 68 M Kaisar Nero berkuasa di Romawi. Pada masa ini, sejumlah kaum Kristen diincar dan dibunuh karena pengikut kristen makin bertambah jumlahnya.

Keadaan yang menyudutkan tidak membuat kaum Kristen menjadi gentar, dan membuahkan hasil yang baik. Hal tersebut terlihat pada masa kekuasaan Konstantin Agung (312-337 M). Perlakuan pengejaran dan pembunuhan kepada kaum Kristen ditiadakan, ia menyadari dengan benar nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran-ajaran Yesus Kristus. Sejak itu agama Kristen ditetapkan sebagai agama negara.

Romawi Barat dan Timur, serta Keruntuhan

Konstantin Agung kemudian memindahkan ibukota dari Roma ke Konstantinopel. Keputusan ini merupakan awal yang tidak baik bagi kekuasaan Imperium Romawi. Pada tahun 400 M, pecahlah kekuasaan Romawi menjadi dua bagian, yaitu Imperium Romawi Barat dengan ibukota Roma dan Imperium Romawi Timur dengan ibukota Konstantinopel.

Tahun 476 M Imperium Romawi Barat hancur oleh penyerangan bangsa Jerman. Keruntuhan Romawi Barat tidak memengaruhi keamanan Romawi Timur, bahkan sempat mengalami kejayaan pada masa Kaisar Yusthianus tahun 527-563 M. Pada tahun 1543 Imperium Romawi Timur hancur oleh serangan bangsa Turki yang dimpimpin oleh Sultan Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al-Fatih.
Mehmed II dan Pasukannya. Foto: Pinterest
Kepercayaan Peradaban Romawi Kuno

Pada awalnya bangsa Romawi mempercayai akan kekuatan roh atau dengan kata lain, kepercayaan mereka adalah animisme. Kekuatan roh ini berkaitan dengan rumah tangga, sebagai berikut:
(a) Leres, roh penjaga ladang.
(b) Penates, penjaga gudang.
(c) Janus, penjaga pintu rumah.
(d) Vesta, penjaga api.
(e) Lares familiaris, penjaga rumah.

Masuknya kebudayaan Yunani dan Etrusci berubah menjadi politeisme, dewa-dewa diwujudkan seperti halnya manusia, bahkan sejak kekuasaan Julius Caesar raja dianggap sebagai dewa. Dewa-dewa yang disembah oleh bangsa Romawi hampir sama dengan dewa-dewa bangsa Yunani namun dengan nama yang berbeda.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Peradaban Romawi Kuno

Ilmu pengetahuan dan teknologi bangsa Romawi banyak diadaptasi dari kebudayaan-kebudayaan yang sudah berkembang sebelumnya, misalnya Yunani, Persia, Etrusci, dan Hellenisme. Mereka tidak hanya mempelajari juga mengembangkannya menjadi beragam.

Dalam dunia teknik sipil, ditemukannya teknik membuat beton dan mendirikan bangunan berbentuk kubah. Bangsa Romawi mampu memanfaatkan berat beton pada kubah menjadi kekuatannya sendiri dengan ditopang oleh tiang-tiang penyangga. Muncul pula pengetahuan tentang pembuatan jalan, akuaduk (saluran air gantung), dan tata kota.

Dalam bidang militer, sistem organisasi diperkenalkan dengan garis komando yang teratur, dikenal pula istilah-istilah yang masih dikenal hingga sekarang, seperti legiun, divisi dan lain-lain.

Dalam bidang seni pahat, bangsa Romawi menyukai membuat pahatan objek benda berdasarkan yang dilihat, tidak seperti bangsa Yunani yang menggunakan sebuah model, seperti sosok manusia yang dijadikan model dewa. Dalam sistem pemerintahan, bangsa Romawi mengenal sistem kekuasaan mutlak yang dipimpin oleh satu orang dengan tidak melupakan kewajiban tanggung jawab pemerintah untuk memberi kesejahteraan kepada rakyatnya.

Dalam bidang kesusilaan, sifat kesederhanaan bangsa Romawi patut dijadikan sebagai contoh dalam kehidupan sekarang. Perlakuan antar sesama manusia dianggap sama, bahkan terhadap budak. Sayangnya, sifat asli ini sudah memudar ketika masuknya budaya luar yang memperkenalkan unsur duniawi dalam kehidupan.

Peninggalan Budaya Peradaban Romawi Kuno

Peninggalan Romawi dalam seni bangun dengan gaya arsitektural yang indah dan kekuatannya yang kokoh masih dapat ditemui di Itali, diantaranya adalah bangunan yang terkenal amphiteather di Coloseum, bangunan ini digunakan untuk mempertontonkan adu gladiator.
Dalam dunia sastra banyak ditemukan hasil sastra yang dijadikan bahan literatur untuk belajar bahasa latin. Hasil karya yang terkenal antara lain:

Epos Aeneas oleh Vergulius.
Ode dan Satire oleh Horatius.
Amores oleh Ovidius.
De Bello Civili oleh Lucan.
Historia, Annuarium, dan Germania oleh Tacitus.